Oleh Novia Ambar Sari, S.P., M.Si.
Perubahan iklim telah menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini. Dampaknya tidak hanya dirasakan dalam lingkungan dan ekosistem, tetapi juga berpengaruh besar terhadap ketahanan pangan. Ternyata perubahan iklim sangat berpengaruh terhadap ketersediaan pangan. Hal ini disebabkan karena sektor pangan adalah sektor yang sangat sensitive dengan iklim. Pangan sebagai kebutuhan dasar manusia sangat tergantung pada kondisi lingkungan, iklim, dan sumber daya alam. Loladze, I. (2017) melakukan penelitian terhadap dampak peningkatan CO2. Hasil penelitian menyatkan bahwa kenaikan jumlah karbondioksida mempengaruhi berkurangnya nutrisi pada tanaman. Cukup membuktikan bahwa perubahan iklim tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga mempengaruhi kandungan nutrisi dalam tanaman pangan. Berikut adalah beberapa aspek penting tentang bagaimana perubahan iklim memengaruhi ketahanan pangan:
1. Penurunan Produksi Pertanian
Perubahan pola cuaca yang ekstrem, seperti peningkatan suhu global, perubahan pola curah hujan, dan frekuensi bencana alam yang lebih tinggi (banjir, kekeringan, dan badai), berdampak langsung pada produktivitas pertanian. Tanaman pangan seperti padi, jagung, dan gandum sangat bergantung pada kondisi cuaca yang stabil untuk tumbuh optimal. Misalnya, kekeringan yang berkepanjangan dapat mengurangi produktivitas padi, sedangkan banjir dapat menghancurkan tanaman secara langsung. Dalam jangka panjang, perubahan iklim dapat menurunkan hasil panen dan mengurangi pasokan pangan global.
2. Perubahan Pola Tanam
Perubahan iklim menyebabkan pergeseran musim dan periode tanam. Petani yang sebelumnya bisa memprediksi waktu terbaik untuk menanam sekarang harus menghadapi ketidakpastian. Musim hujan yang lebih pendek atau lebih panjang dari biasanya dapat menyebabkan petani menunda penanaman atau memanen lebih awal. Akibatnya, masa panen dapat terganggu dan hasil pertanian menjadi tidak stabil. Fenomena perubahan pola tanam sudah terjadi di Indonesia untuk waktu yang lama. petani tidak lagi mengandalkan prediksi iklim dalam melakukan pola tanam, tetapi lebih kepada melihat tren yang ada dilingkungan sekitarnya. Akibatnya adalah sering terjadi over supply produk pertanian yang berujung dibuangnya hasil panen ke sungai. Selain itu, di beberapa wilayah, tanaman yang dulunya cocok ditanam kini mungkin tidak lagi sesuai karena perubahan iklim.
3. Kerentanan Terhadap Hama dan Penyakit
Peningkatan suhu global tidak hanya berdampak pada tanaman tetapi juga mempercepat perkembangan hama dan penyakit. Iklim yang lebih hangat memberikan kondisi yang ideal bagi serangga perusak dan mikroorganisme patogen untuk berkembang biak. Misalnya, wereng coklat pada tanaman padi lebih sering muncul di daerah dengan suhu tinggi. Kehadiran hama dan penyakit ini meningkatkan risiko gagal panen dan menyebabkan penurunan ketersediaan pangan.
4. Penurunan Kualitas Gizi
Tidak hanya memengaruhi kuantitas produksi pangan, perubahan iklim juga dapat menurunkan kualitas gizi dari hasil pertanian. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer mengurangi kandungan nutrisi dalam tanaman pangan, seperti protein, zat besi, dan seng. Kekurangan nutrisi ini bisa menyebabkan masalah kesehatan bagi populasi yang bergantung pada makanan pokok dengan kualitas gizi yang menurun. Salah satu penelitian yang bahkan telah dilakukan pada tahun 1998 menyatakan bahwa peningkatan konsentrasi karbondioksida lingkungan akan meningkatkan kecepatan fotosintesis tanamaan, dan menurunkan kecepatan respirasinya.Keadaan ini akan mengganggu metabolisme dan perrtumbuhan tanaman. Penigkatan kecepatan fotosinntesis menyebabkan penimbunan karbohidrat, sedangkan penurunan kecepatan respirasi menguurangi energi yang dibutuhkan tanaman. Peningkatan CO 2 lingkungan menyebabkan stres pada tanaman sehingga meningkatkan biosinntesis etilen. Meningkatnya biosintesis etilen dapat mempercepat pemasakan atau penuaan sel tanaman sebelum waktunya.
5. Krisis Air dan Irigasi
Perubahan pola hujan akibat perubahan iklim juga mempengaruhi ketersediaan air untuk irigasi. Banyak wilayah yang mengandalkan air hujan untuk irigasi tanaman kini menghadapi kekurangan air akibat kekeringan. Di sisi lain, hujan yang ekstrem menyebabkan banjir yang menghancurkan lahan pertanian. Kekurangan air ini menurunkan produktivitas lahan pertanian dan mengancam ketahanan pangan.
6. Kenaikan Harga Pangan
Dampak perubahan iklim terhadap produksi pangan berujung pada kenaikan harga pangan. Ketika hasil panen menurun, permintaan tetap tinggi sementara pasokan terbatas, menyebabkan harga meningkat. Bagi negara-negara berkembang yang penduduknya memiliki daya beli rendah, kenaikan harga pangan dapat memperburuk masalah kelaparan dan malnutrisi.
7. Ketidakstabilan Sosial dan Ekonomi
Penurunan produksi pangan dan kenaikan harga pangan akibat perubahan iklim berpotensi memicu ketidakstabilan sosial dan ekonomi. Kenaikan harga pangan dapat memicu kerusuhan, konflik, dan perpindahan penduduk. Terlebih lagi, masyarakat yang menggantungkan hidup pada pertanian akan mengalami penurunan pendapatan karena hasil pertanian mereka tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup.
8. Adaptasi dan Solusi
Meski tantangan yang dihadapi cukup besar, ada beberapa solusi yang bisa diterapkan untuk mengurangi dampak perubahan iklim terhadap pangan:
Pertanian Berkelanjutan: Praktik pertanian berkelanjutan, seperti agroforestri, diversifikasi tanaman, dan penggunaan teknologi hemat air, dapat membantu petani beradaptasi terhadap perubahan iklim.
Pengembangan Varietas Tanaman Tahan Iklim: Pengembangan bibit tanaman yang tahan terhadap kekeringan, banjir, dan suhu tinggi dapat meningkatkan ketahanan produksi pangan di tengah perubahan iklim.
Teknologi dan Inovasi: Penggunaan teknologi seperti irigasi tetes, sensor cuaca, dan prakiraan cuaca yang lebih akurat dapat membantu petani mengoptimalkan produksi pangan meski dalam kondisi iklim yang sulit.
Pengurangan Emisi: Mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor pertanian dan transportasi pangan juga merupakan langkah penting untuk mengatasi akar permasalahan perubahan iklim.
Sumber Gambar :www.greenpeace.org