PROFESIONALISME PEMIMPIN DALAM MEMBANGUN KERJA SAMA TIM

Oleh Denny Kurniawan, S.E., M.M.

Seorang pemimpin yang professional selain sebagai pribadi yang berhasil dalam menjalankan tugasnya juga harus mampu mengembangkan tim atau kelompok kerja yang secara struktural keberhasilan dari pemimpin tersebut tergantung pada kelompok kerja yang ada dibawahnya. Oleh karenanya kaitan kepemimpinan dan kerja sama menjadi sebuah panduan yang sangat diperlukan dalam pengelolaan sebuah organisasi yang dilakukan secara professional dalam dekade ini.

Membentuk atau membangun kerja sama selalu menjadi pekerjaan rumah bagi setiap pemimpin organisasi. Kerja sama merupakan suatu istilah yang sudah sangat populer dalam kehidupan sehari-hari,  sehingga  “seolah-olah”  merupakan hal yang mudah dicapai atau sudah semestinya ada (taken for granted) dalam mekanisme kerja organisasi sehari-hari. Namun pada kenyataannya kita banyak menemui terjadinya kesulitan atau hambatan dalam kerja sama antar manusia, antar bagian atau antar divisi yang ada pada banyak organisasi.

Kesulitan atau hambatan dalam kerja sama itu ada yang ringan, ada yang sedang-sedang saja, tetapi ada juga yang berat hingga menimbulkan bermacam-macam keinginan (waktu, tenaga, uang dan  lain  sebagainya)  bagi  organisasi bersangkutan. Maka “kerja sama” (team work) bukan merupakan hal yang  mudah, juga  bukan merupakan  hal  yang  sederhana  dan  tidak terbentuk dengan sendirinya dalam organisasi, tetapi kerja sama harus dibentuk, harus dibangun dengan berbagai macam cara dan usaha.

Kerja sama ini menjadi hal tidak mudah karena berhubungan erat dengan berbagai macam faktor, diantaranya:

  1. Manusia yang terlibat
  2. Struktur organisasi
  3. Sistem dan prosedur yang berlaku
  4. Tujuan yang ingin dicapai
  5. Pimpinan
  6. Suasana kerja
  7. Budaya
  8. Komunikasi
  9. Rasa kebersamaan
  10. Dan sebagainya

Kalancaran dalam kerja sama merupakan “dambaan” bagi setiap organisasi karena sangat menunjang usaha mencapai tujuan dari organisasi tersebut.

Bentuk Kerja Sama

Bila kita boleh mengambil sebuah ilustrasi dari suatu  permainan  olahraga  maka  pada  dasarnya kita dapat menemukan bentuk kerja sama yang sering terjadi yang benar-benar merupakan kerja sama sebagai suatu kesatuan (tim) yakni dalam permainan sepak bola, dimana sebelas orang dengan  cara/pola/kecepatan  permainannya sendiri-sendiri, masing-masing berbeda, tetapi semua pemain saling membantu mencapai tujuan yang sama yakni memasukan bola ke gawang lawan. Perbedaan pola permainan, perbedaan kecepatan permainan dari masing-masing pemain sudah teratasi menjadi satu pola bermain dalam satu kesatuan   yang   saling   membantu   dan   saling mengisi menuju kepada satu tujuan yang sama. Kerja sama seperti ini yang dinamakan “team work”. Perbedaaan masing-masing manusia disatukan dalam satu kerja sama menuju satu tujuan Bersama.

Kerjasama dalam team work yang benar bukan berarti menghapuskan perbedaan yang ada pada masing-masing   manusia   yang   terlibat,   karena tidak mungkin menghapuskan perbedaan masing- masing pribadi. Setiap manusia secara pribadi mempunya talenta sendiri-sendiri, mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri, mempunyai bakat dan potensi sendiri-sendiri. Namun dalam berbagi perbedaan masing-masing dijembatani   dengan   pola   kerja   sama   yang harmonis menuju satu tujuan Bersama. Harmonis berarti menerima perbedaan dari masing-masing namun dengan perbedaan tersebut tercipta suatuhubungan atau mekanisme kerja yang serasai dalam satu tujuan yang sama.

Ciri-ciri kerja sama yang harmonis dalam organisasi  sebagai implementasi dari pola kerja sama dalam permainan sepak bola, diantaranya:

  1. Suasana kerja saling melatih, saling membantu dan saling mengatasi persoalan Bersama
  2. Suasana kerja saling  terbuka  antar  bagian- bagian atau pribadi-pribadi yang ada dalam organisasi tersebut
  3. Kesadaran akan     mutu     kerja     (quality awareness)
  4. Disiplin yang positif  (taat  karena  kesadaran bukan karena takut)
  5. Bukan “I as superstar” tetapi “we as a team”
  6. Adanya sense of belonging yang baik
  7. Loyalty to the organization

Kerja     Sama     Tim     dan     Pengembangan Organisasi

Dimensi “waktu” memainkan peran yang penting dalam pembentukan kerja sama, karena memang diperlukan waktu untuk:

  1. Saling mengenal antar sesame yang terlibat
  2. Saling mencari pola atau mekanisme kerja
  3. Saling menyesuaikan diri
  4. Menghayati tujuan organisasi

Organisasi sebagai wadah yang menyatukan manusia dalam mencapai tujuan tertentu, juga memerlukan waktu dalam pengembangan organisasi tersebut. Dalam perjalanan waktu tersebut pengembangan organisasi melalui lima tahapan sebagaimana diagram dibawah ini akan dapat terwujud.

  1. Tahap I: Forming
    Organisasi baru dibentuk, pimpinan baru diangkat,  sumber  daya  manusia  yang diperlukan  dalam  organisasi  baru  di  rekrut. Pada  tahap  ini  masing-masing  Saling mengenal,  saling  mempelajari  tujuan organisasi dan saling menyerap lingkungan kerja.
  2. Tahap II: Stormuing
    Pada tahap ini biasanya masing-masing pihak sudah mulai mengemukakan pendapatnya, menunjukan pola kerjanya, mulai berani mengemukakan  pendapatnya  yang  bisa berbeda dengan yang lain. Pada tahap ini mulailah terjadi benturan pendapat, penolakan sikap, ketegangan hubungan, penyesuaian diri dan penyesuaian sikap yang lebih intens, masing-masing pihak mencari pola/sikap komunikasi yang diperlukan oleh lingkungan yang dihadapi
  3. Tahap III: Norming
    Setelah tahap storming dilalui dengan baik, maka pihak yang terlibat dalam organisasi tersebut sudah menemukan norma-norma yang dibutuhkan  dalam  berkomunikasi, penyampaian pendapat menuju pada suatu pola kerja sama yang lebih baik
  4. Tahap IV: Performing
    Tahap ini merupakan tahapan dimana team work sudah dapat menunjukan prestasi dan kontribusi sebagai pribadi maupun sebagai tim kerja dalam mencapai tujuan organisasi. Masalah dan perbedaan pendapat tentu tetap ada, namun karena pola kerja sama telah ditemukan maka masalah atau perbedaan tidak lagi  menjadi  “hambatan  serius”  dalam mencapai tujuan Bersama organisasi.
  5. Tahap V: Strengthening
    Tahapan yang terakhir ini adalah tahap untuk selalu menyempurnakan dan memperkuat kerja sama  dalam  menunjang  kelanjutan,  kemajuan, dan pengembangan organisasi dimasa yang akan datang.

Peran    Pemimpin    dalam    Mengembangkan Team Work

Peran   dari   seorang   pemimpin   bukan   hanya sekedar untuk:

  1. Memberikan instruksi kerja
  2. Mengawasi
  3. Mengendalikan sumber daya manusia sebagai alat/faktor produksi

Tetapi dalam usahanya mencapai tujuan dari organisasi  seorang  pemimpin  perlu  melibatkan diri seutuhnya sebagai sesama manusia terhadap manusia lain yang dipimpinnya, perlu memiliki wawasan dan komitmen seutuhnya terhadap kebutuhan   organisasi   dan  kebutuhan  manusia yang terlibat dalam organisasi.

Suatu Team Work tidak akan berhasil dibentuk hanya dengan satu kali instruksi dari seorang pemimpin,   akan   tetapi   akan   dapat   dibentuk apabila pemimpin tersebut dapat memberikan contoh perilaku, dapat memberikan visi atau wawasan yang membangkitkan motivasi kerja, membangkitkan semangat kerja dalam usaha mencapai tujuan organisasi.

Sumber : https://www.bintan-s.web.id/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *