
Lampung, 29 Agustus 2024 – Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Lampung menggelar Focus Group Discussion (FGD) Program Kompetisi Kampus Merdeka (PK-KM) Institutional Support System (ISS-MBKM) dengan topik “Pengembangan Kemitraan dalam Program Kampus Merdeka” di Aidia Grande Hotel Kota Metro (29/08/2024). Acara ini dihadiri oleh beberapa mitra UNU Lampung termasuk perwakilan dari instansi pemerintah, Instansi Pendidikan, industri, hingga lembaga Pendidikan.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, FGD ini dilaksanakan dengan tujuan untuk membahas strategi dan langkah-langkah konkret dalam mengembangkan kemitraan yang sinergis antara UNU Lampung dengan berbagai mitra terkait program Kampus Merdeka. Program Kampus Merdeka sendiri merupakan inisiatif dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan bagi mahasiswa dalam mengembangkan kompetensi mereka di luar kurikulum akademik yang ada.
Acara dimulai dengan sambutan dari Rektor UNU Lampung, H. M. Miftahudin, S.Ag., M.Sy. yang menyatakan pentingnya kemitraan dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan relevansi lulusan di dunia kerja. “Kemitraan yang kuat akan memungkinkan kita untuk memperluas jaringan dan kesempatan bagi mahasiswa, serta meningkatkan kualitas pembelajaran yang mereka terima,” ujarnya.
Selanjutnya, presentasi mengenai gambaran umum program Kampus Merdeka disampaikan oleh Yunita Subarwanti, S.Si., M.Si. Ketua Tim Taskforce PK-KM UNU Lampung. Dalam pemaparan tersebut, beliau menjelaskan berbagai komponen dan tujuan dari program Kampus Merdeka, serta bagaimana pengembangan kemitraan dapat memperkuat implementasi program tersebut di UNU Lampung.
Sesi diskusi menjadi bagian inti dari FGD, di mana peserta membahas berbagai aspek terkait pengembangan kemitraan. Beberapa topik yang dibahas meliputi:
1. Strategi Kemitraan, bagaimana UNU Lampung dapat membangun dan memperkuat hubungan dengan industri, lembaga pendidikan lain, dan instansi pemerintah.
2. Kebutuhan dan Harapan Mitra, Identifikasi kebutuhan dari mitra-mitra tersebut dan bagaimana UNU Lampung bisa memenuhi ekspektasi mereka.
3. Inovasi dalam Kurikulum, Pengembangan kurikulum yang lebih adaptif dan relevan dengan kebutuhan industri.
4. Penilaian dan Evaluasi, Metode untuk menilai keberhasilan kemitraan dan dampaknya terhadap mahasiswa.
Hasil dari diskusi ini mencakup beberapa rekomendasi utama, antara lain perlunya pembentukan forum komunikasi rutin antara UNU Lampung dan mitra-mitranya, serta pengembangan program magang dan proyek bersama yang dapat memberikan pengalaman praktis bagi mahasiswa.
Acara ditutup dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara UNU Lampung dan beberapa mitra strategis sebagai komitmen bersama untuk melaksanakan rekomendasi yang dihasilkan dari FGD. Rektor UNU Lampung menekankan pentingnya implementasi dari hasil diskusi ini dan menyatakan harapannya agar kemitraan yang terjalin dapat membawa manfaat yang signifikan bagi semua pihak yang terlibat. “Semoga dengan adanya kemitraan yang lebih erat, kita dapat mendorong inovasi dan meningkatkan kualitas pendidikan di UNU Lampung, serta memberikan kontribusi positif bagi pengembangan dunia pendidikan tinggi di Indonesia,” tutup H. M. Miftahudin, S.Ag., M.Sy.
FGD ini diharapkan menjadi langkah awal menuju pengembangan kemitraan yang lebih strategis dan efektif dalam mendukung implementasi program Kampus Merdeka, serta meningkatkan kualitas pendidikan dan keterampilan mahasiswa UNU Lampung. (Humas)