
Oleh Nina Ikhawati Wahidah
Peter Senge, dalam bukunya “The Fifth Discipline,”(Senge, 1990) mengidentifikasi lima disiplin utama yang diperlukan untuk menciptakan dan memelihara sebuah “learning organization” atau organisasi pembelajaran.(L.Flood, 1998) Menurut Senge, keberhasilan suatu organisasi sangat ditentukan oleh kemampuannya dalam mengembangkan institusinya menjadi organisasi pembelajar. Di dalam buku tersebut juga dijelaskan bahwa organisasi pembelajar merupakan wadah bagi orang-orang yang terus menerus meningkatkan kapasitasnya untuk menciptakan hasil yang benar-benar diharapkan.(Saragih & Kiswanto, 2023) Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing disiplin:
- Personal Mastery (Penguasaan Pribadi):
Disiplin ini berfokus pada kemampuan individu untuk secara terus-menerus mengembangkan kompetensi dan keterampilan pribadi mereka. Penguasaan pribadi melibatkan pencapaian visi dan tujuan pribadi dengan mengembangkan kesadaran diri, fokus, dan keterampilan yang mendalam. Individu yang memiliki penguasaan pribadi akan terus-menerus belajar, beradaptasi, dan meningkatkan diri mereka, yang pada akhirnya membawa dampak positif bagi organisasi secara keseluruhan.
- Mental Models (Model Mental):
Model mental adalah asumsi, keyakinan, dan pola pikir yang membentuk cara seseorang melihat dunia dan mengambil keputusan. Disiplin ini melibatkan refleksi dan pemahaman tentang bagaimana model mental ini mempengaruhi tindakan dan keputusan kita. Dengan mengidentifikasi dan menantang model-model mental yang usang atau tidak produktif, individu dan organisasi dapat mengubah cara berpikir mereka untuk menciptakan solusi yang lebih inovatif dan efektif.
- Shared Vision (Visi Bersama):
Visi bersama adalah proses menciptakan dan mengkomunikasikan gambaran masa depan yang diinginkan oleh seluruh anggota organisasi. Disiplin ini menekankan pentingnya memiliki tujuan yang jelas dan inspiratif yang dapat menyatukan dan memotivasi anggota organisasi untuk bekerja menuju tujuan yang sama. Visi bersama membantu menciptakan rasa kepemilikan dan komitmen kolektif terhadap arah yang ingin dicapai.
- Team Learning (Pembelajaran Tim):
Pembelajaran tim adalah kemampuan kelompok untuk belajar dan beradaptasi secara kolektif. Disiplin ini melibatkan pengembangan dialog terbuka, kolaborasi, dan sinergi antara anggota tim untuk mengatasi masalah dan mencapai tujuan bersama. Dengan memanfaatkan keahlian dan perspektif individu secara efektif, tim dapat menghasilkan ide dan solusi yang lebih kreatif dan bermanfaat.
- Systems Thinking (Berpikir Sistemik):
Berpikir sistemik adalah pendekatan untuk memahami bagaimana berbagai bagian dari sistem saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Disiplin ini melibatkan melihat organisasi sebagai keseluruhan yang terhubung dan memahami bagaimana perubahan pada satu bagian dapat berdampak pada bagian lainnya. Berpikir sistemik membantu dalam mengidentifikasi pola dan hubungan yang mendalam, serta mengatasi masalah secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Kelima disiplin ini saling terkait dan saling mendukung, dan Senge berargumen bahwa untuk menciptakan organisasi pembelajaran yang efektif, semua disiplin ini harus diterapkan secara bersamaan. Peter Senge juga menekankan pentingnya dialog dalam organisasi, khususnya dengan memperhatikan pada disiplin belajar tim (team learning). Maka dialog merupakan salah satu ciri dari setiap pembicaraan sesungguhnya dimana setiap orang membuka dirinya terhadap yang lain, benar-benar menerima sudut pandangnya sebagai pertimbangan berharga dan memasuki yang lain dalam batasan bahwa dia mengerti tidak sebagai individu secara khusus, namun isi pembicaraannya. Tujuannya bukan memenangkan argumen melainkan untuk pengertian lebih lanjut. Belajar tim (team learning) memerlukan kapasitas anggota kelompok untuk mencabut asumsi dan masuk ke dalam pola “berfikir bersama” yang sesungguhnya.(Julkifli & Hamidah, 2021)
Kelima disiplin yang dijelaskan oleh Peter Senge dalam “The Fifth Discipline” saling terkait dan membentuk fondasi yang kokoh untuk organisasi pembelajaran yang efektif. Penguasaan Pribadi memungkinkan individu dalam organisasi untuk terus berkembang dan belajar, yang berdampak positif pada pencapaian tujuan bersama dan kolaborasi tim. Individu yang memiliki penguasaan pribadi yang kuat akan lebih siap untuk menghadapi tantangan dan beradaptasi dengan perubahan, mendukung Visi Bersama yang memberikan arah dan tujuan yang jelas untuk seluruh organisasi. Visi ini menciptakan motivasi kolektif, yang memfasilitasi Pembelajaran Tim di mana anggota tim dapat berkolaborasi secara efektif, berbagi pengetahuan, dan mengembangkan solusi inovatif bersama. Selama proses ini, Model Mental asumsi dan keyakinan yang mendasari cara berpikir dan bertindak harus terus dievaluasi dan diperbarui untuk menghindari bias dan mendorong pemikiran yang lebih terbuka. Akhirnya, Berpikir Sistemik menyediakan kerangka kerja untuk memahami interkoneksi antara berbagai elemen dalam organisasi, membantu mengidentifikasi pola dan dampak jangka panjang dari keputusan. Dengan mengintegrasikan kelima disiplin ini secara bersamaan, organisasi dapat membangun budaya yang mendukung pembelajaran berkelanjutan, inovasi, dan adaptasi yang efektif, menjadikannya lebih siap untuk menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.
Julkifli, & Hamidah, D. (2021). Menciptakan Organisasi Yang Baik Dan Efektif. Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan, 10(2), 6.
L.Flood, R. (1998). “Fifth Discipline”: Review and Discussion Robert. Sytemic Practice and Action Research, 11(3), 239–248. https://doi.org/10.1023/A
Saragih, N., & Kiswanto, K. (2023). the Fifth Discipline Dalam Learning Organization Di Organisasi Kesehatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Indonesia, 1(1), 32–39.
Senge, P. M. (1990). The Fifth Discipline. The Art And Practice Of The Learning Organization.