Cerdas Dalam Memilih Daging Ayam

Oleh Wintari Mandala, S.Pd., M.Pd.

Daging ayam sangat  mudah  didapatkan,  baik  di  pasar  tradisional  maupun modern. Harga daging ayam juga  cenderung lebih  murah  dibanding  sapi, babi  atau kambing sehingga banyak dikonsumsi masyarakat. Daging ayam yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) merupakan daging yang diharapkan dan diinginkan oleh konsumen karena terjamin jika dikonsumsi.

Daging ayam yang aman artinya daging tidak mengandung bibit penyakit atau bahan kimia. Sehat artinya daging ayam memiliki zat-zat bergizi untuk pertumbuhan dan Kesehatan. Utuh berarti daging tidak dicampur dengan daging hewan lain. Sedangkan Halal artinya dipotong dan ditangani sesuai syariat Agama Islam.

Banyaknya pelaku usaha yang terlibat dalam proses pemotongan ayam hingga perdagangan daging ayam dan juga beragam dalam tingkat pendidikannya mengakibatkan sering terjadi penyimpangan dalam proses penanganan dan perdagangan daging ayam di pasar atau di tempat pemotongan ayam.Penyimpangan yang  banyak  terjadi  saat  ini  adalah  penjualan  bangkai  ayam potong  (ayam tiren), pemakaian formalin sebagai bahan pengawet karkas, penyuntikan karkas ayam dengan air sehingga terlihat gemuk serta pemberian warna kuning pada daging dan karkas ayam.

Untuk mengetahui karkas atau daging ayam yang akan dibeli sehat dan tidak mengalami penyimpangan adalah dengan cara mengenali ciri-ciri karkas atau daging ayam :

  1. Kulit berwarna putih bersih, mengkilat dan tidak dijumpai adanya memar
  2. Bau spesifik/khas daging ayam
  3. Konformasi sempurna, tidak ada cacat
  4. Serabut otot agak pucat, bekas pemotongan regangannya besar dan tidak merata
  5. Pembuluh darah di seluruh tubuh tidak terlihat
  6. Bersih dari kotoran
  7. Tidak dijumpai bulu jarum pada karkas/daging ayam
  8. Dijual pada tempat yang memiliki pendingin dan penutup

Daging ayam bangkai atau disebut TIREN, ayam mati yang dipotong selain tidak halal juga berbahaya bagi konsumen karena dapat mengandung penyakit yang dapat menular kepada manusia. Darah merupakan media yang baik untuk berkembangbiaknya kuman/bibit penyakit. Pada ayam yang disembelih darah dikeluarkan sebanyak mungkin, sehingga karkas tidak mudah busuk. Sementara pada daging ayam TIREN darah tidak dikeluarkan sehingga menjadi media yang baik untuk pertumbuhan kuman, dan daging akan cepat busuk. Ciri karkas ayam bangkai adalah:

  1. Kulit bercak-bercak merah, pada bagian kepala dan leher berdarah
  2. Otot pada dada agak lembek
  3. Baunya anyir, tidak seperti karkas ayam normal
  4. Bagian dalam karkas berwarna merah
  5. Serabut otot berwarna kemerahan
  6. Bekas pemotongan di leher regangannya kecil dan rata
  7. Pembuluh darah di leher penuh dengan darah
  8. Bercak kemerahan lama-kelamaan menjadi biru lebam

Formalin merupakan salah satu bahan kimia berbentuk cair dan biasa digunakan untuk mengawetkan mayat atau spesimen biologi untuk penelitian, disinfektan anti jamur dan juga bahan kimia industri. Formalin berbau tajam khas,  jika terkena kulit akan menyebabkan iritasi pada kulit, selaput lendir hidung dan mata serta bersifat karsinogenik (pemicu tumbuhnya kanker pada jaringan hidup). Karena itu formalin tidak layak dan memang tidak diperuntukkan sebagai bahan pengawet makanan. Ciri-ciri daging ayam yang diawetkan dengan formalin :

  1. Kulit ayam terasa agak peret
  2. Bau formalin yang khas kadang dapat tercium
  3. Lalat tidak mau hinggap pada karkas/daging
  4. Daging terlihal pucat

Karkas/daging ayam yang disuntik merupakan daging yang tidak sehat karena air yang disuntikkan mengandung banyak kuman dan bakteri, dan kuman akan berkembangbiak  didalam daging.  Praktek  ini  merupakan  tindak  penipuan  terhadap konsumen. Ciri-ciri daging ayam yang disuntik :

  1. Jika dipotong akan kempes dan keluar angin/air
  2. Jika digoreng seperti menggoreng air
  3. Konsistensi seperti balon berisi air/angin
  4. Daging/karkas terlihat kekar/gemuk secara tidak normal

Karkas/daging  ayam yang  sehat  adalah  yang  tidak  diberi  pewarna.  Praktek pemberian warna kuning pada karkas ayam sering dilakukan agar daging ayam yang dijual tampak seperti daging ayam kampung. Pewarnaan pada daging ayam juga dapat digunakan untuk menyamarkan ciri-ciri daging ayam bangkai. Hal ini jelas merupakan suatu tindak penipuan terhadap konsumen, lebih-lebih jika pewarna yang digunakan bukan pewarna pangan melainkan pewarna untuk tekstil yang berbahaya bagi kesehatan manusia jika termakan. Walaupun razia sering dilakukan, masih sering terjadi kasus penipuan terhadap konsumen dan pemalsuan daging ayam. Untuk itu konsumen diminta waspada dalam membeli karkas/daging ayam. Diolah dari berbagai sumber

Akhir-akhir ini marak terjadi penularan flu burung/Avian Influenza(AI) dari unggas ke manusia dan membuat masyarakat khawatir mengenai penularan AI melalui daging atau telur ayam/unggas. AI bukanlah penyakit yang menular melalui makanan dan tidak perlu  khawatir  untuk  mengonsumsi  daging/telur  ayam selama  daging/telur  tersebut dimasak hingga matang dan melaksanakan perilaku hidup sehat. Virus Avian Influenza jika terdapat pada daging ayam akan mati dalam suhu 80 C selama 1 menit, sedangkan pada telur ayam  virus tersebut akan mati pada suhu 64 C selama 4,5 menit (Wibowo, 2022)

Sumber gambar: depositphotos.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *